......أهلا وسهلا


FORUM SILATURAHMI DAN BERBAGI INFORMASI


Informasi: 0651-7126361 / FB:PESANTREN MODERN AL-MANAR ACEH BESAR





MENDIDIK KADER UMAT UNTUK KEJAYAAN BANGSA




(Ulee Kareng)
Lampermei, Cot Irie, Kr.Barona Jaya
Aceh Besar
Aceh - Indonesia
www.almanarkita.blogspot.com

Rabu, 30 April 2014

INFORMASI BARU BAGI CALON SANTRI BARU 2014



BIAYA PENDIDIKAN SANTRI BARU

A. SANTRI PUTRA
     1. Iuran Tahunan                   : Rp.   800.000,-
     2. Iuran SPP dan Makan         : Rp.   500.000,-
     3. Iuran Khusus perlengkapan : Rp.   665.000,-
     4. Sumbangan Fasilitas          : Rp.   700.000,- +
         TOTAL                              : Rp.2.665.000,-
    
     SANTRI PUTRA (YATIM):
     1. Iuran Organisasi                : Rp.  250.000,-
     2. Baju Batik                         : Rp.   70.000,-
     3. Kaos Asrama                     : Rp.   45.000,-
     4. Seragam Silat                    : Rp. 100.000,- +
         TOTAL                              : Rp. 465.000,-


B. SANTRI PUTRI
     1. Iuran Tahunan                     : Rp.   800.000,-
     2. Iuran SPP dan Makan            : Rp.   500.000,-
     3. Iuran Khusus perlengkapan   : Rp.   612.000,-
     4. Sumbangan Fasilitas             : Rp.   700.000,- +
         TOTAL                                : Rp.2.612.000,-
    
     SANTRI PUTRA (YATIM):
     1. Iuran Organisasi                 : Rp.  250.000,-
     2. Baju Batik                          : Rp.   70.000,-
     3. Kaos Asrama                      : Rp.   45.000,-
     4. Seragam Silat                     : Rp.   37.000,- +
         TOTAL                               : Rp. 412.000,-

NB. 
Mulai masuk pesantren Tahun Ajaran Baru 2014/2015 untuk santri baru, in syaa Allah dimulai pada tanggal 10 Agustus 2014, setelah libur akhir tahun, ramadhan dan hari raya lebaran Idul Fitri 1435 H.

Jumat, 07 Maret 2014

HARUS TAHU BEKAL KE AL-MANAR...!

Adalah suatu hal yang tidak mudah ketika kita menentukan pilihan untuk melanjutkan studi,  dan tentu diantara kita memilih-milih dan membanding-bandingkan atas dasar enak dan tidak enak, suka dan tidak suka, dan lain sebagainya. Apalagi pilihan ini adalah tentang sebuah pilar masa depan yang harus benar-benar bisa dijadikan landasan bagi putra-putri kita dalam menentukan hidup  yang berorientasi kebahagiaan Dunia-Akhirat.

Tidak mudah bukan berarti tidak mungkin, akan tetapi semuanya harus direncanakan dengan sungguh-sungguh, bukan anak-anak kita yang tahu pasti kemana seharusnya ia melanjutkan studi, akan tetapi kita sebagai orang tua wajib mengarahkan mereka sesuai dengan kemampuan dan kapasitas anak, dan juga dengan pertimbangan bahwa anak kita adalah salah satu dari sekian banyak generasi Islam yang pada gilirannya kelak akan ditunjuk sebagai Pemimpin. Pemimpin bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, umat, baik yang berskala daerah, nasional ataupun internasional. Mengingat hak yang demikian, maka berarti Pendidikan Karater dan Kepribadian yang luhur lebih penting dibandingkan dengan pendidikan yang berorientasi pada intelektualitas saja.

Jika demikian halnya maka pembentukan karakter/kepribadian ini tidaklah cukup hanya didapatkan secara teoristis dari papan tulis, di bangku-bangku sekolah saja, di ruang-ruang Kegiatan Belajar Mengajar(KBM) saja, karena keterbatasan waktu dan lain sebagainya.  Perlu adanya sebuah miliu /lingkungan yang mendidik dan komunitas yang mendukung, dengan segala gerak dan nafas kegiatan serta program yang tersusun rapi dan sistematis dalam sebuah alam pendidikan yang bersistem asrama. Dan sistem yang demikian hanya dimiliki oleh Dayah/Pesantren/Pondok, kemudian disusul oleh lembaga-lembaga yang lain yang mencoba mengadobsi sistem ini.

Sistem ini telah terbukti efektifitasnya dalam mendidik dan mengajar secara maksimal, tuntun penilaian prestasi anak didik secara Kognitif, Psikomotorik dan Afektif pun bisa terjawab dengan valid/tidak teoristis. Sehingga ke depan anak didik ini diharapkan mampu menjawab tantangan zaman, karena telah mendasari hidupnya dengan disiplin, kemandirian, moral yang luhur dan yang lebih utama lagi, ia telah mendasari hidupnya dengan ketaqwaan kepada Allah SWT. Sehingga masa depan diri, keluarga, masyarakat, umat, bangsa dan negara akan menjadi lebih baik sebagaimana konsep hidup yang diajarkan oleh Islam. Bukan seperti keadaan kita saat ini.

Jika kita mengamati lebih jauh lagi, bahwa di Indonesia terdapat banyak sekali lembaga pendidikan yang berkualitas dan telah menghasilkan jutaan insan terdidik akan tetapi dalam hal-hal negatif kita menempati rating tertinggi dalam berbagai keburukan. Tidak saja dalam masalah perekonomian,  dalam tatanan pemerintahan pun menampakan indikasi yang sama. Mengapa bukan prestasi yang tampak di mata Dunia tapi kehancuran moral? Jawabannya sudah pasti, Moral selalu dinomorduakan setelah Intelaktualitas. Padahal seharusnya Moral adalah fondasi dasar kemajuan yang dilengkapi oleh kemampuan intelektualitas.

Musyawarah Pengurus
Pesantren Modern Al-Manar adalah salah satu di antara sekian banyak Pesantren yang terus berusaha untuk mendidik generasi penerus menjadi generasi yang menguasai Ilmu Pengetahuan secara menyeluruh, baik Ilmu Agama ataupun displin Ilmu yang lain. Berusaha mendidik para santrinya untuk mampu berinteraksi dengan dunia internasional dengan bekal bahasa Arab dan bahasa Inggris. Dan juga selalu membekali para santri untuk memiliki ketrampilan yang diperlukan sesuai dengan perkembangan zaman, seperti halnya komputer, kesenian, pidato dan lain sebagainya.

Pendidikan di Al-Manar adalah jenjang MTs dan MA yang setingkat dengan SMP dan SMU atau setaraf dengan Tingkatan satu sampai Tingkatan enam. Yaitu untuk calon pelajar yang berumur antara 13 tahun atau setelah selesai Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah.  dan tidak menerima lulusan SMP/MTsN. Kelas akan ditempuh selama 6 tahun, semenjak kelas 1 MTs s/d 3 MA. Dengan demikian Pesantren Modern Al-Manar juga tidak menerima pelajar yang pindah dari Sekolah/Pesantren lain dengan alasan apapun demi menjaga stabilitas disiplin dan sistem yang ada pada Pesantren. Hal ini dikarenakan, jika ada siswa yang baru pindah dari tempat lain, biasanya kurang bisa menyesuaikan diri dengan disiplin sehingga akan terjadi gangguan-gangguan interaksi pada dirinya atau pada komunitasnya, dan ini tidaklah mudah diatasi.

Bagi para pelajar harus mengikuti semua disiplin yang ada dan bersedia diatur oleh pelajar-pelajar senior yang lebih dahulu masuk pesantren, hal ini pun telah diatur dalam Organisasi Santri Pesantren(OSPA) Al-Manar dan dibimbing oleh para Guru/Pengurus Pesantren selama 24 jam.

Jika ada hal-hal yang tidak sesuai dengan alam pendidikan, perilaku yang kurang pantas dilakukan seorang santri, dan lain sebagainya, hendaknya hal-hal tersebut segara dibuang jauh-jauh agar tidak mengganggu disiplin dan undang-undang Pesantren Modern Al-Manar.

Setiap pelajar baru atau yunior diwajibkan menghormati pelajar senior. Karena, prinsip mendidik di Pesantren ini adalah Saling menghormati dan saling menyayangi, yang kecil menghormati yang besar, yang besar mengasihi adik-adik kelasnya, sehingga dengan demikian pola-pola pendidikan dan kaderisasi generasi penerus di Pesantren Modern Al-Manar ini dapat berjalan dengan baik.

Disiplin pun akan terasa mudah dan ringan dijalankan atas dasar kesadaran dan pengertian antara pengurus dan anggota, antara pembimbing dan pengurus, antara para guru dan pimpinan dan lain sebagainya demi tercapainya tujuan mendidik.
Para santri berpretasi

Maka ada beberapa hal yang perlu dijelaskan secara singakat tentang hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum masuk pesantren, diantaranya:
  1. NIAT, Harus benar-benar bertekad belajar dan menuntut ilmu di Pesantren. Niat ini adalah perpaduan dari Niat anak dan Niat orang tua. Keduanya harus saling mendukung cita-cita mulia ini, sebab jika salah satu diantara kedua pihak ini tidak mendukung akan sulit pula Pesantren dalam menindaklanjutinya dengan memberikan arahan dan bimbingan pada anak yang bersangkutan. Dan bisa jadi hasil pendidikan yang direncanakan tidak tercapai dengan maksimal. Tanyakan kepada diri sendiri: 'UNTUK APA KE AL-MANAR?'. Mencari makan enak, tidur nyenyak dan hidup dengan serba mewah, serta hura-hura, maka bukan di Al-Manar tempatnya. Karena di Al-Manar falilitas yang ada bersifat sekedar dan sederhana. Justru banyak kekurangan yang dijadikan sarana mendidik kesabaran dan istiqamah.
  2. SIAP MENTAL, Seharusnya calon santri telah mempersiapkan diri untuk menerima dengan ikhlas segala hal yang akan diberikan oleh Pesantren, berupa Disiplin/aturan hidup di Pesantren, Nasehat, Arahan, Penugasan-penugasan, Bimbingan dan lain sebagainya. Sebab apabila MENTAL TIDAK SIAP, AKAN SAKIT DAN MENYAKITKAN dan yang telah siap dengan mentalnya akan MANIS DAN MEMBAHAGIAKAN. Hal inilah yang selama ini diabaikan oleh banyak santri ataupun orang tua/wali, sehingga semua keluhan santri selalu direspon dengan penyikapan yang salah oleh wali masing-masing dan akhirnya berakibat hal yang tidak diinginkan. Misalnya wali santri yang kurang paham akan arti pentingnya disiplin malah justru mendukung anaknya kabur dari Pesantren, memberikan perangkat elektronika yang memang dilarang penggunaannya di Pesantren, dan lain sebagainya.
  3. SELALU BERDO'A, Untuk dikuatkan niatnya, dikuatkan fisiknya, dikuatkan kemauannya, dikuatkan Istiqomah/ketetapan hatinya untuk menempuh pendidikan di Pesantren yang tentunya banyak suka-dukanya dan juga lain pola hidupnya dengan di rumah, karena di Pesantren Modern ini semua santri harus bisa melatih diri untuk hidup mandiri dan lebih dewasa, tidak bisa semaunya. DO'A ADALAH RUH DARIPADA USAHA.
  4. TAAT DISIPLIN, Taat bukan berarti terkekang. Di Pesantren Modern semua diperbolehkan kecuali hal-hal yang bisa mendatangkan bahaya untuk diri sendiri dan orang lain, untuk saat ini maupun untuk masa depannya. Boleh berolahraga yang sesuai dengan alam pendidikan, Boleh bermain yang sesuai dengan alam pendidikan dan Boleh melakukan apa saja asal sesuai dengan alam pendidikan yang sesuai visi dan misi Pesantren serta yang lebih utama dengan Syari'at Islam. Harus diingat bahwa PENDIDIKAN TANPA DISIPLIN HANYALAH MAIN-MAIN.
  5. MILIKI 4 HAL: Daya suai/Adaptasi-Interaksi, Daya Juang/Kompetitif, Daya Tahan, dan Daya Kretifitas, haruslah dimiliki oleh para santri. Santri yang kurang mampu beradaptasi/berinteraksi/bergaul akan merasa susah/sendiri/asing di tengah-tengah padatnya aktifitas dan banyaknya teman, maka ia harus memiliki wadah pergaulan dengan olahraga bersama, dengan bekerjasama, dengan kelompok ngaji bersama dan lain-lain. Daya saing juga harus dimiliki oleh para santri, karena tanpa adanya ambisi untuk menjadi yang terbaik mustahil prestasi akan diraih. Begitu pula ia juga harus memiliki Daya tahan, yang berarti ia harus punya tekad yang kuat dalam menghadap suka-duka/tantangan hidup di Pesantren Modern yang penuh dengan kegiatan, ia tidak boleh menjadi santri yang cengeng yang suka mengadukan permasalahan kecil. Pesantren sama sekali berbeda dengan sekolah pada umumnya, disana ada pendidikan yang sangat mahal, yaitu; Pendidikan Kemandirian Hidup, maka untuk itu dibutuhkan Daya kreatifitas; kreatif dalam mengatur waktu, tenaga, hati dan pikiran. TIDAK BOLEH CENGENG/MANJA!, sebab cengeng dan manja ini akan menjadi virus yang sangat mematikan bagi cita-cita para santri sekalian.
  6. BIAYA PENDIDIKAN DAN HIDUP, tentu sudah menjadi suatu keharusan bagi berjalannya program atau kegiatan. Kegiatan Pesantren Modern berjalan 24 jam sehari-semalam, dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi semuanya terjadwal dan diperhitungkan masak-masak sesuai dengan dinamika hidup di Pesantren, logika sederhananya adalah: dengan padatnya kegiatan semacam ini tidaklah mungkin semua berjalan begitu lancar tanpa adanya pemenuhan kebutuhan manusiawi sehari-hari sebagaimana kehidupan dalam berumahtangga, seperti: konsumsi/makan-minum, akomodasai/sarana-prasarana, transportasi, fasilitas dan lain sebagainya. Semua itu memerlukan biaya yang sesuai dengan kebutuhan, tidak berlebihan tidak pula kurang. Maka bagi santri yang masih lengkap kedua orang tuanya, ia harus menganggarkan biaya setiap bulan untuk uang sekolah dan uang makan sebagai suatu kewajiban, dan adapun yang berstatus yatim/yatim piyatu/korban bencana alam yang memiliki prestasi akan ditanggung bersama oleh para Simpatisan dan Donatur.
  7. ISTIQAMAH, pada saatnya nanti akan ditemui hal-hal yang membuat jenuh, bosan dan lain sebagainya sehingga terakumulasi dalam wujud perasaan tidak betah di Pesantren, ini bukan masalah. Yang jadi masalah adalah jika santri tidak punya kesabaran, tidak punya ketabahan serta tidak istiqamah, maka bisa jadi ia akan menyikapi dengan alternatif yang salah. Mengadu ke orang tua/wali dengan berbagai macam alasannya agar bisa pulang dan orang tua mengabulkannya. Inilah masalah baru yang merupakan akibat dari penyikapan masalah dengan cara yang salah pula. Pada saat itu terjadi yang dibutuhkan sebenarnya adalah nasehat/suport dari pihak Orang tua dan Pesantren untuk menimbulkan motivasi dalam jiwa anak, sehingga ia memiliki kesabaran dan ketabahan untuk selamanya. Dan jika sabar dan tabah telah menyatu dalam diri santri dimanapun ia dan dalam kondisi apapun kelak ia akan dapat hidup dengan penuh kesyukuran. Kekurangan fasilitas, keterbatasan sarana dan hal yang tidak enak lainnya yang ia temui di Pesantren bukanlah masalah, bahkan ia adalah unsur-unsur mendidik yang harus dimanfaatkan dengan baik. Sebab dibalik segala hal yang kurang akan menghadirkan kelebihan-kelabihan, jika ia kurang pintar maka itu adalah kelebihan untuk bisa belajar, jika ia merasa kurang enak maka itu adalah kelebihan yang membuat berpikir bagaimana caranya supaya nyaman. Akan tetapi jika ia merasa sudah pintar maka ia tidak akan lagi mau belajar, jika sudah merasa nyaman tentu mereka akan bermalas-malasan. Maka sabar dan tabah harus ada dalam diri santri kapan dan dimanapun ia berada.
Inilah apa yang perlu dipersiapkan sebagai seorang santri penuntut ilmu agar bisa nyaman dalam belajar di Pesantren. Semoga cita-cita mulia orang tua dan pesantren, dapat mengantarkan putra putri kita menjadi generasi yang shaleh dan shalehah...